PROFIL DAN PROSPEK
PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN PATIN
DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
DINAS PERIKANAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
KOMP. PERKANTORAN PEMDA Telp. 0760-561849, 561849
TELUK KUANTAN
2009
KATA PENGANTAR
Buku Profil dan Prospek Pengembangan Budidaya Ikan Patin di Kabupaten Kuantan Singingi ini merupakan bahan informasi untuk para pengambil kebijakan dalam sub sektor perikanan, khususnya untuk pengembangan dan pembangunan ekonomi yang berbasiskan pada komoditi Perikanan.
Materi yang disajikan mencakup kondisi umum perikanan, potensi sumberdaya yang ada (potensi alam yang mendukung usaha perikanan), maupun peluang investasi yang ada pada setiap Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi, sehingga dapat memberikan gambaran dan kemudahan kepada para calon investor dalam negeri maupun asing serta BUMD/BUMN yang ingin melakukan investasi di Kabupaten Kuantan Singingi.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta partisipasinya hingga dapat tersajinya buku ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih.
Teluk Kuantan, Juli 2009
UCOK MANGARA TUA BUTAR BUTAR, S.Pi
I. PENDAHULUAN
Kabupaten Kuantan Singingi merupakan salah satu daerah pemekaran di Riau yang corak perekonomiannya agraris, dengan topografi daerah dataran rendah yang bergelombang dan membentang dua sungai besar yakni Sungai Kuantan dan Sungai Singingi.
Aliran sungai di Kabupaten Kuantan Singingi mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai sumber air untuk keperluan rumah tangga, transportasi, sumber ikan, rekreasi dan drainase wilayah Kuantan Singingi.
Gambar 1. Peta Kabupaten Kuantan Singingi
Letak geografis Daerah Kuantan Singingi yang berada pada daerah lintas tengah sumatera merupakan salah satu pintu gerbang utama untuk masuk ke Daerah Provinsi Riau melalui jalan darat dari arah selatan. Posisi strategis ini menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah yang sangat menjanjikan sebagai daerah penghasil bebagai komoditi pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan maupun sebagai daerah pengembangan agri industri dan Agrowisata.
Daerah Kuantan Singingi sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten Kampar, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indera Giri Hulu, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Jambi dan sebelah Barat dengan Provinsi Sumatera Barat.
Adapun luas wilayah Kabupaten Kuantan Singingi 7.656,03 Km2 dengan ibu kota Kabupaten Teluk Kuantan, dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2008 berjumlah 312.118 jiwa. Kabupaten Kuantan Singingi ini terdiri dari 12 Kecamatan, 11 Kelurahan dan 205 Desa defenitif.
Pengembangan kegiatan-kegiatan primer dalam sektor pertanian dilaksanakan secara terpadu dan komprehensif dengan memanfaatkan potensi sumber daya manusia dan
sumber daya alam guna meraih peluang yang lebih baik. Adanya peluang pemasaran pada pasar
lokal maupun keluar daerah dan ekspor didorong oleh dekatnya letak Kabupaten ini ke daerah pemasaran seperti Pekanbaru, Batam, Singapura dan Malaysia. Dalam upaya untuk menarik investor agar menanamkan modalnya di Kabupaten Kuantan Singingi selain ditentukan oleh tersedianya sumber daya alam yang melimpah dan sumber daya manusia memadai juga sudah barang tentu aspek sosial politik yang kondusif merupakan daya tarik yang tidak kalah penting.
Gambar 5. Hamparan Perkolaman BBI Tesso
II. KEADAAN UMUM PERIKANAN
Kabupaten Kuantan Singingi merupakan salah satu wilayah Kabupaten di Propinsi Riau dengan corak perekonomian agraris, yang sebagian besar daerahnya dipergunakan sebagai perkebunan, namun di sub sektor perikanan daerah ini mempunyai potensi yang perlu digali dan dikembangkan yang mempunyai prospek yang cerah. Hal ini terlihat dari kontribusi dalam PDRB Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 2006 sebesar 59,99 % berasal dari sektor pertanian,begitu pula bila dilihat dari tenaga sebanyak 72,21 % dari penduduk bekerja dilapangan usaha pertanian, dan sebanyak 1309 Rumah Tangga diantaranya bekerja di sub sektor perikanan (Kuantan Singingi dalam angka 2006, menurut lapangan usaha dan Dinas Perikanan Kuantan Singingi 2007).
Usaha perikanan yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi pada umumnya berupa penangkapan ikan di perairan umum, budidaya ikan air tawar, pemasaran dan pasca panen. Total produksi ikan Kabupaten Kuantan Singingipada tahun 2008 mencapai 1.278,618 ton yang terdiri dari hasil penangkapan ikan di perairan umum sebesar 132,000 ton dan produksi budidaya 1.278,618 ton (kolam1.1.138,000 ton dan keramba 8,618 ton).
a. Penangkapan Ikan di Perairan Umum
Usaha penangkapan ikan di perairan umum sebagian besar dilakukan di dua sungai besar yakni di Sungai Kuantan dan Sungai Singingi dan anak-anak sungai, rawa dan danau disepanjang kedua daerah aliran sungai tersebut. Jenis ikan yang banyak tertangkaptidak kurang dari 40 jenis ikan ekonomis penting seperti Baung (Macrones nemurus), Tapah (Wallago, sp), Patin (Pangasiun sp), Belida (Notopterus chitar), Kelemak (Leptobarbus houveni), Kapiat (Puntius schawanofeldi), Kalabau (Osteochillus melanopleura), Kalui (Osphronemuos gouramy), Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii) dan lain sebagainya. Dari hasil tangkapan ikan di perairan umum selama tahun 2008 telah dihasilkan ikan sebanyak 132,000 ton yang diusahakan oleh 1.385 RTP (Rumah Tangga Perikanan).
b. Budidaya Ikan
Usaha budidaya ikan air tawar (kolam) sudah mulai berkembang yang dilakukan di daerah irigasi dan dataran rendah yang memiliki anak sungai. Luas areal kolam di daerah ini adalah 164,00 Ha dengan produksi 1.138,000 ton yang diusahakan oleh 1.263 RTP (Rumah Tangga Perikanan). Sedangkan keramba di daerah ini berjumlah 16 unit dengan tingkat produksi 8.618 ton yang diusahakan oleh 10 RTP. Lokasi perkolaman dan keramba tersebar di seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Kuantan Singingi, dengan konsentrasi areal kolam terluas berada di Kecamatan Kuantan Tengah yaitu seluas 26,91 Ha atau 26 %. Sedangkan konsentrasi keramba banyak terdapat di Kecamatan Cerenti dan Hulu Kuantan dengan jumlah keramba sebanyak 13 unit dan 3 unit. Sebagian besar dari produksi ikan dipasarkan dalam keadaan hidup dan segar di pasar-pasar lokal dan luar daerah seperti Air Molek, Rengat dan Tembilahan, hanya sebagian kecil saja yang diolah dijadikan ikan salai dan bentuk olahan/awetan lainnya.
Gambar 6. Hamparan Perkolaman Sentra Tesso
c. Pembenihan
Untuk memenuhi kebutuhan benih ikan sebagian telah mampu di produksi sendiri oleh petani ikan pembenih (UPR) dan Balai Benih Ikan Teso. Produksi UPR tahun 2008 berjumlah 9.160.100 ekor dan BBI Teso dan Hatchery Mini sebanyak 901.614 ekor dengan konsentrasi produksi benih di Kecamatan Kuantan Tengah dan Benai, sementara itu kebutuhan benih ikan mencapai 15.801.000 ekor. Kekurangan benih ikan ini sebagian besar di datangkan dari Pekanbaru dan sumatera Barat terutama untuk jenis ikan Patin, Bawal, Tawes dan Kalui.
Gambar 7. Sarana Peralatan Pembenihan Ikan
III. POTENSI BUDIDAYA IKAN PATIN
a. Perairan umum
Luas perairan umum di Kabupaten Kuantan singingi di perkirakan seluas 24.033 Ha yang terdiri dari danau 63 Ha, rawa19.890 Ha dan sungai 4.080 Ha di taksir potensi lestarinya dapat menghasilkan ikan sebanyak 1.201,65 ton/tahun. Selain itu perairan umum dapat pula dimanfaatkan untuk usaha budidaya ikan dalam keramba dan jaring apung yang diperkirakan dapat menampung 3000 unit keramba/jaring apung dengan kapasitas produksi per tahunnya 7.500 ton.
Kawasan Perairan Umum
b. Lahan Kolam
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan Provinsi Riau (1995), ditaksir terdapat lebih 2000 Ha lahan yang dapat dijadikan kolam yang terdiri dari kolam irigasi, kolam mata air/tadah hujan, beririgasi sederhana, dan keramba/jaring apung. Dari luas lahan potensial itu diperkirakan akan mampu memproduksi ikan hasil budidaya ikan air tawar setiap tahunnya sebesar 10.000 ton.
Gambar 8. Saluran Irigasi Tesso
c. Pembenihan
Untuk pengembangan usaha pembenihan cukup banyak tersedia lahan yang cocok untuk usaha pembenihan ikan air tawar, diperkirakan dimungkinkan didirikan usaha pembenihan skala menengah sebanayak 5 – 10 unit dengan kapasitas produksi sebesar 20 – 30 juta ekor benih ikan/tahun.
IV. PELUANG USAHA DAN INVESTASI IKAN PATIN
Beberapa jenis usaha di bidang perikanan yang sangat prospektif dan mempunyai peluang yang cukup besar untuk dikembangkan antara lain :
a. Budidaya Ikan di Kolam
Jenis ikan yang dikembangkan dipilih jenis-jenis ikan yang ekonomis dan cocok untuk dikembangkan di daerah dataran rendah ini seperti Patin (Pangasius Hypopthalmus), Lele Dumbo (Clarias gariepenus), Baung (Macrones nemurus), Nila (Oryochromis niloticus), Mas (cyprinus carpio), Gurame (osphronemous gouramy), Betutu (Oxyeleotris marmorata), Udang Galah (Macrobranchium rosenbergii) dan Bawal Air Tawar ( Colososoma macropomum). Selain dapat diusahakan secara monokultur di kolam ikan dapat pula diusahakan secara terpadu dengan ayam atau itik (Longyam/Longtik), dan dapat pula dengan tanaman sayur-sayuran (sistem surjan), serta sebagai usaha mina padi.
Gambar 10. Ikan Konsumsi siap dipanen
Sebaran usaha budidaya ikan menyebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi terutama banyak dikembangkan di teluk Kuantan, Lubuk Jambi, Muara Lembu, Baserah, Benai dan Cerenti. Areal untuk pengembangan masih sangat memungkinkan terutama pada dataran-dataran rendah yang banyak terdapat aliran sungai dan daerah yang memiliki sumber air irigasi.
Tabel. Potensi dan Produksi Patin per Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2008.
b. Budidaya Ikan dalam Keramba/jaring Apung
Untuk memacu tersedianya ikan konsumsi dapat diupayakan melalui budidaya ikan dalam keramba di sungai dan jaring apung di waduk atau danau. Jenis ikan yang dikembangkan dipilih jenis ikan yang respon terhadap pakan buatan dan memiliki harga jual yang baik, seperti Baung, Nila Gift, Patin Kuantan, Bawal Air Tawar dan ikan lokal lainnya. Sebaran usaha ini dapat dikembangkan sepanjang bantaran batang Kuantan dan singingi serta waduk/danau yang kedalaman airnya minimal 3 meter seperti Waduk Teso, Waduk Pangean, Waduk Kebun Nopi.
Tabel. Potensi, Jumlah dan Produksi Keramba per Kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi tahun 2008.
V. PENUNJANG BUDIDAYA PATIN
A. Pembenihan (Hatchery)
Usaha yang sangat esensial dalam pengembangan usaha budidaya ikan air tawar adalah penyediaan sarana produksi berupa benih ikan. Untuk memenuhi kebutuhan benih ikan saat ini diperlukan benih ikan lebih kurang sebanyak 15 juta ekor, sekitar 10 juta atau 75 % saja yang sudah dapat dipenuhi, sebagian lagi didatangkan dari luar daerah seperti Sumatera Barat dan Pekanbaru. Usaha pembenihan ini, selain untuk memenuhi kebutuhan lokal juga ditujukan untuk mensuplai kebutuhan benih ikan di daerah sekitar Kuantan Singingi dan untuk tujuan ekspor.
B. Pabrik Pellet (Pakan Ikan)
Kebutuhan pellet untuk usaha budidaya ikan akan senantiasa meningkat dari tahun ke ahun sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya ikan air tawar di daerah ini. Pada tahun 2007 saja diperlukan pakan ikan sebanyak lebih kurang 300 ton. Dengan didirikannya pabrik pakan ikan di daerah ini akan dapat menekan biaya produksi dari pakan karena di daerah ini tersedia bahan baku berupa dedk, jagung dan ampas (bungkil) inti sawit.
C. Pemasaran
Pemasaran produk-produk perikanan di pasar-pasar lokal berjalan cukup lancar terutama bila dipasarkan dalam bentuk hidup, namun daya serap pasar masih terbatas. Untuk itu orientasi pasar juga harus diarahkan pada pasar luar daerah dan ekspor dengan pemilihan jenis ikan yang tepat dan mempunyai daya saing yang tinggi. Beberapa jenis ikan seperti Patin, Lele, Mas dan baung sebagian masih di datangkan dari daerah lain, namun beberapa spesies tertentu seperti Nila dan Bawal terpenuhi dari produksi kolam daerah.
Upaya pemasaran komoditas perikanan Kabupaten Kuantan Singingi ini terutama untuk pemenuhan kebutuhan pasar lokal dan pemasaran ke luar daerah, petani di arahkan untuk membudidayakan ikan yang produksinya masih sedikit seperti ikan Patin dan mas sehingga hasil produksi dapat di serap pasar.
Gambar 13. Pamasaran Hasil Komoditi Perikanan di Pasar