Jumat, 24 Juli 2009

Teknik Pembenihan Puyuh






KATA PENGANTAR

Syukur  saya ucapkan buat Tuhan Yesus atas berkat yang diberikan bagi saya, atas terlaksananya suatu kegiatan penyusunan buku tentang teknis pembenihan ikan Puyuh (Anabas Testudineus).
Buku teknis pembenihan ikan Puyuh (Anabas Testudineus) ini dibuat berdasarkan hasil rekayasa teknologi pembenihan yang dilakukan oleh Dinas Perikanan pada beberapa waktu yang lalu, serta kutipan dari beberapa buah buku tentang teknis pembenihan ikan lokal.
Buku ini juga mencerminkan tentang potensi, prospek pengembangan usaha ikan-ikan lokal di Kuantan Singingi, serta dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Selanjutnya buku teknis pembenihan ikan Puyuh (Anabas Testudineus) ini dapat juga dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan pembenihan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Kuantan Singingi.
Penyusunan Buku teknis pembenihan ikan Puyuh (Anabas Testudineus) ini telah diusahakan sebaik mungkin namun demikian tidak tertutup kemungkinan dijumpai kekurangan dan kelemahan yang mungkin sifatnya tidak kami sengaja, untuk itu diharapkan saran serta kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan dimasa mendatang
Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tersusunnya buku ini. Semoga buku ini banyak memberikan manfaat bagi kita.

Teluk Kuantan, Juli 2009
Ucok Mangara Tua Butar Butar, S.Pi

BAB.I 
PENDAHULUAN

1.1. Potensi

Ikan Puyuh (Anabas Testudineus) yang juga dikenal dengan nama lain Betok atau ikan raja kalau di Kalimantan, selain harganya tinggi, lebih tahan hidup terhadap perubahan lingkungan, penyakit dan dapat hidup di air tergenang (stagnan). Ikan Puyuh ini sangat digemari oleh masyarakat karena rasa dagingnya enak dan gurih, oleh karena itu jenis ikan ini cukup potensial untuk di budidayakan.
Induk-induk ikan Puyu
Ikan Puyuh dikenal juga dengan nama Betok, ikan Puyuh adalah jenis ikan yang umumnya hidup liar di perairan tawar, ikan ini dikenal juga dengan beberapa nama lain seperti bethok atau bethik. Dalam bahasa inggris dikenal sebagai Climbing gourami merujuk kemampuannya memanjat ke daratan, umumnya berukuran kecil panjangnya hingga sekitar 25 cm, namun kebanyakan lebih kecil.
Ikan Puyuh mempunyai kepala besar dan sisik keras kaku. Sisi atas tubuh gelap kehitaman agak kecoklatan atau kehijauan, sisi samping kekuningan, sisi belakang tutup insang bergerigi tajam seperti duri, umumnya hidup dirawa-rawa, sungai dan sawah, ikan ini memakan aneka serangga dan hewan-hewan air yang berukuran kecil. Puyuh jarang dipelihara orang, dan lebih sering ditangkap sebagai ikan liar, dalam keadaan normal, sebagaimana ikan umumnya, Puyuh bernafas dalam air dengan insang. Akan tetapi seperti ikan Gabus dan Lele, Puyu juga memiliki kemampuan untuk mengambil oksigen langsung dari udara. Ikan ini memiliki organ labirin (Labyrin Organ) di kepalanya yang memungkinkan hal itu. Alat ini sangat berguna manakala ikan mengalami kekeringan dan harus berpindah ketempat lain yang masih berair. Puyuh mampu merayap naik dan berjalan di daratan dengan menggunakan tutup insang yang dapat dimegarkan, dan berlaku sebagai semacam kaki depan. Namun tentu saja ikan ini tidak dapat terlalu lama bertahan di daratan dan harus mendapatkan air dalam beberapa jam atau ia akan mati. Penyebaran ikan Puyuh ini pada daerah rawa-rawa. Untuk lebih jelasnya dapat dlihat klasifikasi ikan Puyuh dibawah ini :
  • Kingdom : Animalia
  • Filum : Chordata
  • Kelas : Actinopterygii
  • Ordo : Perciformes
  • Familii : Anabantidae
  • Genus : Anabas
  • Spesies : Anabas Testidienus

1.2. Prospek Pengembangan Usaha Ikan Lokal
Usaha budidaya ikan puyu ini belum banyak dilakukan secara massal dan luas karena terbatasnya benih yang didapat dari alam, kebanyakan produksi ikan puyu masih merupakan hasil tangkapan dari alam dan saat ini telah mulai berkurang dan juga menunjukan kelangkaan yang diakibatkan oleh penangkapan yang tidak ramah lingkungan, seperti penyentruman, penubaan dan lain sebagainya. Di beberapa perairan telah mulai terjadi kelangkaan yang diduga karena terganggu oleh ikan-ikan lain seperti Nila, Bawal dan Lele Dumbo yang telah berkembang biak di perairan umum.
Prospek Pengembangan usaha ikan lokal di Kabupaten Kuantan Singingi sangat besar sekali dilihat dari keadaan alam yang sangat mendukung yang banyak terdiri dari rawa-rawa sebagai habitat dari jenis ikan Puyu. 
Dalam upaya mendukung terjaganya kelestarian dari populasi ikan Puyu, dan dilihat dari keunggulan-keunggulan tersebut, Dinas Perikanan Kabupaten Kuantan Singingi berupaya melakukan penguasaan teknologi pembudidayaan, dalam hal ini telah melakukan uji coba tingkat pembenihan ikan Puyu dengan berbagai metoda pembenihan seperti :
1. Pembenihan secara massal di kolam.
2. Pembenihan secara polyculture dengan ikan patin.
3. Pembenihan dengan manipulasi lingkungan.
4. Pembenihan dengan sistim injuce spawning di dalam bak plastik.

Untuk saat ini baru dilakukan tingkat penguasaan pembenihan dengan sistim injuce spawning yang telah menghasilkan larva, sedangkan 3 metode yang lain dalam tahap proses.
BAB. II 
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN PUYU
Ikan Puyu yang akan dipijahkan telah melewati proses penseleksian, pada proses penseleksian ini induk ikan yang dipilih benar-benar telah siap untuk dipijahkan alias telah matang gonad, induk ikan jantan dan betina sebelum dipijahkan harus diletakkan pada tempat yang terpisah, adapun perbedaan antara induk ikan jantan dan induk ikan betina dapat dibedakan dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Bentuk tubuh yakni, ikan jantan tubuhnya lebih kecil dari ikan betina.
  2. Pola gerak Ikan yakni, ikan jantan akan bergerak lebih lincah dari ikan betina.
  3. Alat kelamin yakni, ikan jantan mempunyai satu lubang pada kelamin sedangkan ikan betina mempunyai dua lubang pada kelaminnya. Dan apabila ikan jantan diurut pada bagian perutnya kearah bawah akan mengeluarkan cairan sperma berwarna putih, sedangkan ikan betina apabila diurut pada bagian perut kearah bawah akan mengeluarkan telur yang berwarna bening kecoklatan.

Penyuntikan Induk
2.1. Sistim Pembenihan Bak Plastik
a. Persiapan bak pembenihan
Pemijahan dengan sistim injuce spawning, dilakukan dengan menggunakan bak plastik berukuran 1 x 4 x 0,30 M. Persipan yang dilakukan antara lain pengisian air yang dilakukan 2 -3 hari sebelum melakukan pemijahan, air diisi sebanyak 2/3 dari volume bak dan diberi desinfektan dengan menggunakan larutan garam dapur, selanjutnya diberi aerasi untuk meningkatkan konsentrasi O2 terlarut di dalam air dan kemudian ditebarkan jenis tanaman air seperti kiambang (Silvia netaus)sebagai pelindung telur dan larva. Selanjutnya bak ditutup dengan menggunakan plastik atau sejenisnya ini bertujuan supaya suhu air bisa dipertahankan dan ikan Puyu tidak melompat ke luar.
Bak pemijahan
b. Penyuntikan
Penyuntikan terhadap ikan Puyu dilakukan bersamaan antara induk jantan dan betina (penyuntikan dilakukan hanya sekali), adapun hormon yang digunakan dalam penyuntikan ini adalah hormon ovaprim dengan dosis yang di berikan pada penyuntikan tersebut sebesar 0,4 ml/Kg induk baik untuk induk ikan betina maupun induk ikan jantan.
Setelah dilakukan penyuntikan antara induk ikan jantan dan induk ikan betina maka induk ikan tersebut diletakkan pada bak pemijahan untuk melakukan proses pemijahan, dengan perbandingan 3 : 1 (3 jantan 1 betina).
Setelah ikan Puyu memijah selang waktu antara 10 – 12 jam maka induk ikan jantan dan betina diangkat atau dikeluarkan dari bak pemijahan, sementara telur yang telah dipijahkan kita biarkan balam bak tersebut. 
c. Penetasan
Penetasan telur yang telah dipijahkan oleh induk ikan dilakukan pada bak pemijahan yang diberi aerasi sebagai penambah oksigen terlarut di dalam air. Telur ikan Puyu akan menetas antara 10 – 12 jam.
d. Pendederan
Setelah umur larva mencapai 15 hari maka larva di panen untuk didederkan, sebelum pendederan dilakukan kolam deder harus disiapkan terlebih dahulu minimal 1 minggu sebelum larva didederkan. Didalam penyiapan kolam pendederan ini ada beberapa proses yang dilakukan antara lain :
• Pengeringan
Kegiatan pengeringan biasanya dilakukan selama 5 – 6 hari apabila cuaca cerah dan apabila cuaca mendung pengeringan biasanyadilakukan selama 2 minggu.
• Pengapuran
Pengapuran dilakukan pada awal persiapan kolam atau sebelum pengisian air, hal ini bertujuan untuk membunuh semua hama yang ada didalam kolam, Pengapuran juga bisa untuk menstabilkan derajat keasaman (pH) pada kolam. Adapun kapur yang digunakan adalah kapur tohor dengan dosis pengapuran sebesar pengapuran sebaiknya 25 – 50 gr/m2, cara pengapuran dengan menebarkan kapur secara merata pada permukaan kolam.
• Pemupukan
Pemupukan pada kolam dilakukan Setelah pengapuran, biasanya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Untuk pupuk organik biasanya dari kotoran hewan/pupuk kandang, sedangkan untuk pupuk anorganik biasanya digunakan jenis pupuk urea dan TSP. Adapun dosis pemupukan ini adalah 250 – 500 gr/m2 untuk pupuk organik/pupuk kandang, dan 15 gr/m2 untuk pupuk organik jenis urea dan 10 gr/m2 untuk jenis TSP dengan cara menebarkan secara merata pada permukaan kolam.
• Pemasukan Air
Kegiatan pengisian air dilakukan dengan cara mengairi kolam sedalam 10 cm dan dibiarkan selama 3 – 4 hari agar terjadi reaksi antara berbagai macam pupuk dan kapur dengan tanah, dan pada hari kelima air kolam ditambah menjadi sedalam 50 cm.
• Penyemprotan dengan insektisida
Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar kolam benar-benar bebas dari hama. Adapun dosis yang digunakan adalah 0,05 ppm, dilakukan secara merata pada kolam dan dinding kolam.
2.2. Sistim Pembenihan Hapa di Kolam

a. Persiapan hapa pembenihan
Pembenihan ikan Puyu pada hapa perlakuannya hampir sama dengan pembenihan yang dilakukan pada bak plastik, tetapi ada sedikit perbedaan pada persiapan tempat pemasangan hapa (kolam)
Kolam tempat pemasangan hapa
Pembenihan dengan sistim hapa persiapan yang harus dilakukan antara lain :
  • Kolam tempat pemasangan hapa terlebih dahulu dilakukan pengapuran, pemupukan, pengisian air serta pembasmian hama dengan menggunakan insektisida.
  • Kolam dibiarkan beberapa hari (7 hari) dengan tujuan untuk menumbuhkan phytoplankton.
  • Selanjutnya hapa pemijahan dipasang pada kolam.
Hapa pembenihan
b. Penyuntikan
Penyuntikan terhadap ikan Puyu dengan sistim pembenihan hapa sama dengan penyuntikan yang dilakukan pada sistim pembenihan bak plastik yaitu antara induk ikan jantan dan induk ikan betina penyuntikan hanya sekali dan dilakukan bersamaan antara induk jantan dan betina dan hormon yang digunakan dalam penyuntikan ini adalah hormon ovaprim dengan dosis yang di berikan pada penyuntikan tersebut sebesar 0,4 ml/Kg induk baik untuk induk ikan betina maupun induk ikan jantan. Setelah itu induk yang telah disuntik dimasukan kedalam hapa pemijahan untuk melakukan proses pemijahan, dengan perbandingan 3 : 1 (3 jantan 1 betina).
Setelah ikan Puyu memijah selang waktu antara 10 – 12 jam maka induk ikan jantan dan betina diangkat atau dikeluarkan dari hapa pemijahan, sementara telur yang telah dipijahkan kita biarkan dalam hapa tersebut sampai menetas.
c. Penetasan
Setelah ikan memijah induk ikan diangkat atau dikeluarkan dari hapa, dan kemudian untuk penetasan telur tetap dilakukan didalam hapa, pada hapa diberi aerasi untuk menambah oksigen terlarut di dalam air. Setelah 10 – 12 jam kemudian Telur akan menetas.
Setelah telur menetas, larva yang ada didalam hapa secara perlahan dikelurkan dari hapa dan dimasukan ke dalam kolam/bak semen, dan pada kolam/bak semen inilah pembesaran larva dilaksanakan.
Pada sistim pembenihan dengan menggunakan hava di kolam, tidak dilakukan pendederan karena kolam telah disiapkan sekaligus sebagai tempat pendederan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang. 2001. Budidaya Ikan di Perairan Umum. Kanisius, Yogyakarta.
Susanto, Heru. 2008. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya, Bogor
Khairuman dan Khairul Amri. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka, Jakarta.
















1 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan INFERT untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www.tokopedia.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus

Tuhan tidak memberi apa/siapa yang kamu sayangi tetapi Dia akan berikan apa/siapa yang kamu butuhkan. supaya kamu dapat merasakan arti kehidupan sesungguhnya.

Saya selalu berterima kasih kepada Allah mengenai kalian, sebab kalian sudah menerima rahmat dari Allah melalui Kristus Yesus. Karena kalian sudah menjadi milik Kristus, maka hidupmu kaya dalam segala hal. Pengetahuanmu tentang segala sesuatu sangat dalam, dan kalian pandai mengajar pengetahuan itu. ( 1 Korintus 1 : 4-5 )

"Terkadang untuk menjadi berarti seseorang harus menjadi tidak berarti"

"ingatlah bahwa segalanya indah pada waktunya"